Tempat ternyaman untuk bercerita Tanpa harus takut isi dompet habis tak bersisa Siapa yang tidak rindu nuansa mushola? Kupilih kau dari yang banyak, tapi sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring.
Dan selalu : ada tulisan jam bicara yang singkat batasnya.
Kenapa ayah berhak mendapatkan kemewahan yang sekarang ayah miliki ini? Rendra Tuhanku, WajahMu membayang di kota terbakar dan firmanMu terguris di atas ribuan kuburan yang dangkal Anak menangis kehilangan bapa Tanah sepi kehilangan lelakinya Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia Apabila malam turun nanti sempurnalah sudah warna dosa dan mesiu kembali lagi bicara Waktu itu, Tuhanku, perkenankan aku membunuh perkenankan aku menusukkan sangkurku Malam dan wajahku adalah satu warna Dosa dan nafasku adalah satu udara.
Kau pintar benar bercium, ada goresan tinggal terasa - ketika kita bersepeda kuantar kau pulang - Panas darahmu, sungguh lekas kau jadi dara, Mimpi tua bangka ke langit lagi menjulang.